Inilah 7 Dampak Negatif pada Tubuh Karna Kurang Protein

Inilah 7 Dampak Negatif pada Tubuh Karna Kurang Protein

Inilah 7 Dampak Negatif pada Tubuh Karna Kurang Protein – Kekurangan protein pada tubuh bisa terjadi karena sindrom malabsorpsi, yaitu seseorang yang tidak bisa mencerna dan menyerap protein dengan baik. Malabsorpsi terjadi ketika tubuh lucky neko slot kekurangan enzim pencernaan seperti pepsin dan kekurangan asam klorida (HCL) di lambung, yang diperlukan untuk pencernaan protein. Usia atau pola makan buruk yang banyak mengonsumsi makanan olahan adalah penyebab umum. Ahli gizi terdaftar dan instruktur koki di Institute of Culinary Education Susan Greeley, seperti disiarkan laman Well and Good, Selasa (24/10), menyoroti 11 gejala kekurangan protein yang mungkin merupakan cara tubuh tahu untuk mengonsumsi lebih banyak protein.

Zat yang satu ini berperan dalam pembentukan sel darah merah, memelihara jaringan tubuh, pengatur metabolisme tubuh, hingga pembentukan sistem imun atau antibodi. Nah, sudah terbayang apa jadinya ketika tubuh kekurangan protein? Pastinya muncul berbagai keluhan pada tubuh. Sebelumnya, perlu diketahui bahwa pria dan wanita membutuhkan sekitar 0,8 gram protein, menurut studi dari Departemen Pertanian Amerika Serikat. Ketika aktivitas bertambah banyak, mungkin memerlukan sedikit lagi protein. Hal yang mesti ditegaskan, kekurangan protein bukan cuma tentang munculnya rasa lapar, lelah, dan lemas. Defisiensi protein juga memicu masalah yang jauh lebih serius.

Dampak Negatif pada Tubuh Karna Kurang Protein

Kuku Mudah Patah

Sama halnya dengan rambut, kuku terdiri dari lapisan laminasi protein yang disebut keratin seperti halnya rambut. Andaikan tubuh kekurangan protein, maka kuku akan cenderung mudah rapuh dan patah. Tidak hanya itu saja, asupan protein yang buruk menyebabkan bercak putih pada kuku. Bahkan, kekurangan protein juga bisa menyebabkan hangnails (bintil kuku) dan retak.

Massa Otot Berkurang

Protein merupakan makanan utama bagi otot. Oleh karena itu, berkurangnya massa atau mengecilnya olympus slot otot menandakan tubuh kekurangan protein. Di samping itu, melemahnya otot atau munculnya nyeri sendi mendadak, menjadi tanda makanan yang dikonsumsi sehari-hari kurang mengandung protein. Jangan menyepelekan kekurangan protein bagi tubuh meski hanya sedikit (moderat). Kondisi “ringan” ini bisa menyebabkan pengecilan otot, terutama pada orang tua. Menurut studi seperti dilansir dalam Healthline, lansia yang mengasup protein dalam jumlah rendah, berpotensi besar mengalami penurunan massa otot. Hal sebaliknya berlaku, peningkatan asupan protein bisa memperlambat degenerasi otot pada lansia.

Sulit Tidur

Sulit tidur bukan cuma disebabkan oleh asupan kafein yang berlebih saja. Ternyata, kekurangan protein pada tubuh juga membuat seseorang kesulitan tidur. Kok bisa? Ingat, otot mengendalikan semua hormon yang diperlukan untuk tidur nyenyak. Nah, kekurangan protein ini bisa berimbas pada ketidakseimbangan hormon yang memengaruhi tidur. Menurut sebuah riset, mengonsumsi sebagian besar energi dari protein memperbaiki pola tidur pada orang dewasa, terutama bagi mereka yang mempunyai kelebihan berat badan atau obesitas.

Kerontokan Rambut

Kekurangan protein pada tubuh juga dapat memicu kerontokan rambut. Alasannya jelas, rambut terdiri dari protein yang disebut keratin. Selain itu, protein merupakan pondasi dari semua sel tubuh termasuk juga folikel rambut. Ringkasnya, setiap helai rambut memerlukan asupan protein yang cukup agar tumbuh dengan baik. Ketika tubuh kekurangan protein maka laju pertumbuhan rambut akan melambat. Tidak cuma itu, folikel rambut juga bermasalah. Oleh sebab itu, jangan heran bila rambut akan rapuh, menjadi tipis, dan mudah rontok.

Retensi Cairan

Protein berperan penting untuk menjaga cairan agar tidak berlebihan di dalam tubuh, terutama di kaki dan pergelangan kaki. Cara kerjanya dengan menahan garam dan air di pembuluh darah. Ketika tubuh kekurangan protein, cairan tersebut dapat meresap ke jaringan sekitarnya sehingga menyebabkan pembengkakan pada kaki. Ada ciri khas seseorang mengalami pembengkakan karena retensi cairan. Contohnya, jika kulit yang bengkak ditekan dengan jari, maka akan tertinggal bekas sidik jari ketika diangkat.

Berisiko Mengalami Patah Tulang

Kesehatan tulang bukan cuma dipengaruhi asupan kalsium saja. Awas, kekurangan protein juga bisa melemahkan tulang sehingga risiko patah tulang meningkat. Hal sebaliknya berlaku, makanan dengan menu kaya protein bisa melindungi tulang tubuh. Ketika tubuh tidak mendapatkan asupan protein yang cukup untuk bahan bakar otak dan organ lainnya, tumbuh akan mengambilnya dari tempat lain, termasuk jaringan otot rangka. Nah, tanpa jaringan otot rangka yang kuat, tulang rentan terhadap cedera atau patah.

Sistem Imun Menurun

Kekurangan protein membuat tubuh rentan terserang penyakit atau infeksi karena imunitas tubuh menurun. Ingat, protein berperan penting di dalam sistem kekebalan tubuh. Bahkan, kurangnya asupan protein dalam jumlah rendah sudah bisa mengganggu fungsi kekebalan tubuh. Mau tahu cara kerja protein pada sistem imun? Protein membentuk sel darah putih, antibodi, protein darah, dan berbagai molekul imun, seperti interleukin dan sitokin. Semua molekul ini bekerja sama untuk melawan virus, bakteri, dan hal lainnya yang membahayakan tubuh. Oleh sebab itu, bagi kamu yang ingin menjalankan diet rendah protein, ada baiknya berpikir dua kali. Rendahnya asupan protein bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh. Nah, kondisi ini yang membuat seseorang rentan terserang infeksi dan penyakit.

Mengenal Bedah Saraf Prosedur Manfaat dan Risiko yang Harus Anda Pahami

Bedah saraf atau yang sering disebut dengan neurosurgery adalah cabang slot online medis yang berfokus pada pembedahan sistem saraf, termasuk otak, sumsum tulang belakang, dan saraf-saraf lainnya di tubuh. Bedah saraf diperlukan untuk mengatasi berbagai kondisi yang berhubungan dengan kerusakan atau gangguan saraf. Artikel ini akan membahas tentang apa itu bedah saraf, prosedurnya, serta hal-hal penting yang perlu Anda ketahui terkait bidang medis ini.

Apa Itu Bedah Saraf?

Bedah saraf adalah tindakan medis yang melibatkan pembedahan pada sistem saraf slot bonus 100 pusat (otak dan sumsum tulang belakang) atau sistem saraf perifer (saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang). Tujuan dari bedah saraf adalah untuk memperbaiki atau mengobati berbagai masalah kesehatan yang terkait dengan sistem saraf, seperti tumor otak, gangguan pembuluh darah otak, trauma kepala, serta penyakit saraf lainnya.

Prosedur bedah saraf dapat bervariasi, mulai dari tindakan minimal invasif, seperti endoskopi, hingga operasi besar yang membutuhkan pemotongan dan pemulihan yang lebih lama. Bedah saraf sering kali dipilih setelah metode pengobatan lainnya, seperti pengobatan obat atau terapi fisik, tidak memberikan hasil yang diinginkan.

Jenis-Jenis Bedah Saraf

Terdapat beberapa jenis prosedur bedah saraf yang umum dilakukan, antara lain:

Pembedahan Tumor Otak

Tumor otak dapat berkembang secara perlahan dan mengganggu fungsi normal otak. Pembedahan ini bertujuan untuk mengangkat tumor dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada jaringan otak.

Pembedahan pada Cedera Kepala

Cedera kepala bisa menyebabkan pendarahan atau pembengkakan di otak. Bedah saraf dapat dilakukan untuk mengurangi tekanan pada otak dan mencegah kerusakan lebih lanjut.

Pembedahan pada Gangguan Pembuluh Darah Otak

Penyakit pembuluh darah otak, seperti aneurisma atau stroke, sering memerlukan tindakan bedah untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan memulihkan fungsi otak.

Pembedahan pada Saraf Perifer

Cedera atau gangguan pada saraf perifer juga bisa memerlukan bedah saraf. Pembedahan ini bisa membantu mengatasi masalah seperti saraf terjepit atau kerusakan saraf akibat cedera.

Risiko dan Pemulihan Bedah Saraf

Setiap prosedur bedah saraf memiliki risiko, yang meliputi infeksi, pendarahan, kerusakan saraf, atau komplikasi anestesi. Namun, dengan kemajuan teknologi medis, banyak prosedur bedah saraf kini dapat dilakukan dengan risiko yang lebih rendah dan pemulihan yang lebih cepat.

Pemulihan pasca-bedah saraf sangat bergantung pada jenis operasi yang dilakukan. Beberapa pasien dapat pulih dengan cepat, sementara yang lain mungkin memerlukan waktu pemulihan yang lebih lama, termasuk terapi fisik atau rehabilitasi untuk memulihkan fungsi tubuh yang terpengaruh.

Mengapa Bedah Saraf Diperlukan?

Bedah saraf diperlukan untuk kondisi medis yang tidak dapat diatasi hanya dengan pengobatan atau terapi lainnya. Misalnya, tumor yang mengganggu fungsi otak atau cedera yang mengancam nyawa membutuhkan penanganan segera untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Keputusan untuk menjalani bedah saraf biasanya dilakukan setelah konsultasi mendalam dengan dokter spesialis bedah saraf yang berpengalaman.

Kesimpulan

Bedah saraf adalah cabang medis yang vital untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan yang terkait dengan sistem saraf. Prosedurnya bisa bervariasi, mulai dari operasi ringan hingga tindakan yang lebih kompleks. Jika Anda atau orang terdekat Anda memerlukan prosedur ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter bedah saraf yang berkompeten untuk mendapatkan penanganan terbaik. Meskipun memiliki risiko, kemajuan teknologi medis telah meningkatkan tingkat keberhasilan dan pemulihan pasien.