4 Gejala yang Terlihat pada Penderita Dislipidemia

4 Gejala yang Terlihat pada Penderita Dislipidemia

4 Gejala yang Terlihat pada Penderita Dislipidemia –  Kunci perbedaan antara dislipidemia dan hiperlipidemia adalah hiperlipidemia kita membahas starlight princes 1000 tentang peningkatan kadar kolesterol dan lipid tanpa menyinggung tentang penurunan nilai dari lipoprotein (penurunan HDL tidak termasuk dalam hiperlipidemia) sedangkan bila kita membahas tentang dislipidemia berarti kita membahas tentang nilai abnormalitas dari lipid dan lipoprotein (termasuk peningkatan dari VLDL, LDL, TG dan penurunan HDL). Dislipidemia dan hiperlipidemia adalah dua kondisi medis yang mempengaruhi kadar lemak dalam tubuh. Setiap penyimpangan kadar lemak tubuh dari normal dan sesuai secara klinis diidentifikasi sebagai dislipidemia. Hiperlipidemia adalah bentuk dislipidemia dimana kadar lemak meningkat secara tidak normal.

Terdapat dua jenis kolesterol yang utama, yakni lipoprotein densitas tinggi (HDL) alias kolesterol baik dan lipoprotein densitas rendah (LDL) atau kolesterol jahat. Trigliserida adalah salah satu jenis lemak dalam darah (lipid). Kadar LDL dianggap sangat tinggi bila angkanya 190 mg/dL atau lebih. Angka optimalnya kurang dari 100 mg/dL. Adapun kadar trigliserida yang optimal adalah kurang dari 150 mg/dL. Kadarnya tinggi bila 200-499 mg/dL dan sangat tinggi jika hasil tesnya 500 mg/dL atau lebih. Dislipidemia diklasifikasikan menjadi dua, yakni primer dan sekunder. Dislipidemia primer berkaitan dengan gangguan genetik yang diwarisi pasien dari keluarga. Sedangkan Dislipidemia sekunder berasal dari faktor eksternal berupa gaya hidup, seperti pola makan tidak sehat dan konsumsi obat-obatan.

Dislipidemia adalah faktor risiko yang signifikan untuk penyakit jantung dan stroke. Tak jarang orang yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan juga mengalami Dislipidemia. Indeks massa tubuh (IMT) ditentukan dengan membagi berat badan individu dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter dipangkat duakan. Dikatakan kondisi underweight (IMT<18.5 kg/m2), normal weight (IMT 18.5–22.9 kg/m2), overweight (IMT 23–24.9 kg/m2), dan obese (IMT ≥25 kg/m2).

Gejala Dislipidemia

Seringnya orang yang menderita Dislipidemia tidak menunjukkan gejala atau tanda tertentu. Biasanya seseorang baru diketahui memiliki kadar kolesterol jahat yang tinggi setelah menjalani pemeriksaan atau evaluasi karena penyakit kardiovaskular. Karena itu, gejala yang terdeteksi kerap berkaitan dengan slot88 masalah kardiovaskular, seperti:

  • Nyeri dada
  • Berkeringat dingin
  • Sesak napas
  • Gejala pembuluh darah tersumbat seperti gejala stroke

Pemeriksaan Dislipidemia

Dokter mendiagnosis Dislipidemia melalui tes darah untuk mengukur kadar kolesterol dalam darah. Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel darah yang diambil dari pembuluh darah. Sampel ini kemudian diperiksa di laboratorium. Saat ini ada juga alat pengukur kadar kolesterol yang dijual bebas. Namun akurasi alat ini perlu diteliti lebih lanjut. Selain itu, alat ini umumnya hanya dapat mengukur kadar kolesterol total. Sedangkan tes di klinik atau rumah sakit dapat melihat kadar kolesterol secara lengkap, baik HDL, LDL, maupun trigliserida. Dokter juga dapat memberikan informasi yang lengkap mengenai hasil tes itu, juga persiapan yang perlu dilakukan. Misalnya apakah perlu berpuasa dulu sebelum menjalani tes. Untuk hasil yang lebih akurat, pasien biasanya perlu berpuasa selama 9-12 jam sebelumnya kecuali minum air putih dan tes dilangsungkan pada pagi hari.

Penyebab Dislipidemia

Dalam sebagian besar kasus, tingginya kadar slot777 login kolesterol disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat. Terutama terlalu banyak mengonsumsi makanan yang tinggi kandungan lemaknya. Faktor gaya hidup lain yang berpengaruh termasuk:

  • Kelebihan berat badan
  • Kurang berolahraga
  • Kurang bergerak aktif
  • Kurang tidur
  • Stres berlebih

Beberapa penyakit dan kondisi juga bisa memicu kenaikan kadar kolesterol, seperti:

  • Diabetes
  • Penyakit ginjal
  • Sindrom polikistik ovarium
  • Kehamilan

Obat-obatan tertentu juga bisa meningkatkan kadar kolesterol, antara lain:

  • Pil pengendali kehamilan
  • Diuretik untuk membuang kelebihan air dan garam dari tubuh
  • Penghambat beta untuk penyakit jantung
  • Obat depresi

Selain itu, Dislipidemia bisa diturunkan dari keluarga. Merokok tidak menyebabkan kenaikan kadar kolesterol, tapi bisa mengurangi kadar kolesterol baik.

Mengonsumsi Obat – Obatan

Bagi sebagian orang, perubahan gaya hidup sudah cukup untuk menangani dislipidemia. Tapi tak jarang diperlukan konsumsi obat-obatan untuk mengendalikan kolesterol di samping menjalani gaya hidup sehat. Obat ini termasuk:

  • Statin: mengurangi pembentukan kolesterol di organ hati
  • Fibrat: menurunkan kadar trigliserida dalam darah
  • Ezetemibe
  • PCSK-9
  • EPA

Komplikasi Dislipidemia

Komplikasi dari dislipidemia yang tidak atau kurang ditangani menyebabkan penyakit pembuluh darah, seperti:

  • Penyakit jantung koroner
  • Penyakit arteri periferal
  • Aneurisma
  • Diabetes Melitus tipe 2
  • Stroke
  • Serangan jantung
  • Aterosklerosis

Pencegahan

Cara mencegah dislipidemia mirip dengan penanganannya. Jika ada faktor genetik, paling tidak cara ini bisa meminimalkan risiko komplikasi akibat tingginya kadar kolesterol jahat.

  • Menerapkan pola makan gizi seimbang
  • Menjaga berat badan yang ideal sesuai dengan batas indeks massa tubuh
  • Menjalani gaya hidup sehat dan aktif
  • Berhenti merokok atau menjauhi asap rokok
  • Mengendalikan stres